“Berbicara” dengan Orang Koma

forweb2
Saat salah satu anggota keluarga Anda terserang penyakit sehingga masuk ke keadaan koma, hal yang tak mungkin Anda lakukan adalah berbicara padanya. Anda tak tahu apakah dia merasa bibirnya terasa kering, apakah AC di ruangan perawatan terlalu dingin, atau apakah dia ingin dipeluk. Padahal, hal-hal inilah yang tentu ingin Anda berikan kepadanya. Karena jika ini adalah saat terakhir baginya di dunia, tentu Anda ingin anggota keluarga Anda tersebut berada dalam keadaan senyaman mungkin. Atau, mungkin Anda ingin tahu apakah keluarga Anda itu berkeinginan untuk melanjutkan perawatan, atau “dilepas” agar terlepas dari rasa sakit yang ia rasakan. Tetapi bagaimana cara Anda tahu apa yang ia pikirkan?
Tim peneliti dari Universitas Cambridge, Amerika dan Universitas Liege, Belgia mungkin memiliki jawabannya. Mereka melakukan eksperiman pada seorang wanita yang berada dalam kondisi vegetatif (mata terbuka dengan tatapan kosong, tidak merespon keadaan sekitar, dan terlihat tidak menyadari kedatangan orang lain). Peneliti yang dipimpin oleh Adrian M. Owen itu melakukan pemindaian otak saat berbicara dengan pasien. Ternyata, otak pasien berreaksi seperti orang yang sadar, memberikan asumsi bahwa didalam kondisi vegetatifnya, pasien itu sebetulnya “bangun”.
Hal ini membuktikan pendapat seorang peneliti bernama Neil Carlson yang mengatakan bahwa, bahkan dalam keadaan tidur, indra pendengaran masih berfungsi. Ternyata, dalam keadaan vegetatif, telinga masih dapat digunakan pasien untuk mendengarkan orang sekitarnya.
Lebih jauh lagi, ketika mereka meminta pasien untuk membayangkan dirinya sedang main tenis, bagian otak yang mengatur gerak motor menjadi aktif. Saat mereka meminta pasien membayangkan dia sedang berjalan pulang, bagian otak yang mengatur keruangan (yang mencari tahu jalan yang harus ditempuh ke rumah) menjadi aktif. Para peneliti berkesimpulan bahwa pasien dapat merespon perintah sekitar secara aktif.
Dengan adanya temuan ini, kita bisa optimis bahwa di masa depan, keadaan koma tidak lagi menjadi penghalang komunikasi antara pasien dan keluarganya. Dengan meminta orang yang koma untuk mengaktifkan bagian otak tertentu, kita bisa mengajukan pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak (jika ya, bayangkan Anda sedang bermain bola; jika tidak, bayangkan Anda sedang memperhatikan kondisi kamar anda). Sehingga, suatu hari nanti anda bisa menanyakan keinginan yang dimiliki oleh anggota keluarga anda jika mereka koma. Misalnya, apakah dia ingin mendengar cerita dari anaknya, atau ingin mendengar lagu kesukaannya. Apakah dia ingin lampu dimatikan, atau AC didinginkan. Apakah dia ingin meneruskan perawatan, atau menyerah pada keadaan

0 Response to "“Berbicara” dengan Orang Koma"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme